![]()  | 
| Sumber gambar: google.com | 
Proses 
metabolisme tubuh selama bulan puasa memungkinkan munculnya persoalan 
bau mulut. Meski wajar, tak ada salahnya jika Anda mencoba menangkalnya 
dengan mengambil manfaat beragam bahan alami.
Karena
 bau mulut orang berpuasa bernilai pahala, sebagian orang tidak terlalu 
memedulikannya. Soal benarkah bau mulut cenderung meningkat pada masa 
puasa daripada hari biasa, sejauh ini belum ada jawaban pasti. 
Cara 
paling mudah untuk meredam bau mulut selama berpuasa tentu saja rajin 
membersihkan gigi, terlebih setelah makan sahur. Parahnya, kebiasaan ini
 juga tidak mudah bagi sebagian orang. Selesai sahur, banyak orang malas
 gosok gigi, malah langsung tidur lagi. Padahal, setelah 30 menit tak 
makan, keasaman mulut akan meningkat karena sisa asam tidak diangkat. 
Untuk 
menetralkan bau mulut sekaligus membuat napas lebih bersahabat selama 
berpuasa, Anda bisa memanfaatkan beberapa ramuan alami berikut ini. 
Cengkih kurangi peradangan
Dalam 
jurnal tanaman obat Indonesia tahun 2005 disebutkan bahwa cengkih 
memiliki kandungan minyak asiri (15-20 persen) dan eugenol (60). Minyak 
asiri ini dikembangkan oleh beberapa produsen jamu nasional sebagai 
bahan baku untuk ramuan tolak angin atau sebagai peluruh gas dalam perut
 atau masalah pencernaan lainnya. 
Minyak
 cengkih mampu memperbaiki fungsi lambung sehingga pencernaan menjadi 
lebih baik. Selain itu, minyak cengkih diyakini mampu mengurangi 
peradangan, khususnya yang terjadi pada selaput lendir mulut dan 
tenggorokan sebagai salah satu pemicu timbulnya bau mulut. 
Untuk mendapatkan khasiatnya sebagai obat kumur penangkal bakteri bau mulut, berikut cara meramunya: 
Ambil 3-5 bunga cengkih. Seduh dengan air secukupnya lebih kurang 5 menit, lalu dinginkan. Gunakan air ini untuk berkumur. 
Cara 
lain, ambil beberapa butir cengkih kering. Tumbuk sampai hancur, rendam 
dalam segelas air hangat. Setelah 30 menit, airnya dapat digunakan untuk
 berkumur. 
Sirih kaya asiri
Daun 
sirih dijadikan bahan utama untuk menginang karena dianggap dapat 
menguatkan gigi, menyembuhkan luka kecil di mulut, menghilangkan bau 
mulut, dan menghentikan perdarahan gusi. Tradisi masyarakat itu 
menggelitik para ilmuwan untuk membuktikan khasiat daun sirih secara 
klinis. 
Dari 
penelitian yang dilakukan di Laboratorium Biokimia Institut Pertanian 
Bogor (IPB) terungkap, minyak asiri dalam daun sirih memiliki aktivitas 
antibakteri yang cukup besar. 
Cara 
meramu: Cuci bersih beberapa lembar daun sirih lalu direbus dengan 1,5 
gelas air. Setelah dingin, air rebusan ini digunakan untuk berkumur 
setelah gosok gigi.
Ambil 
10-15 lembar daun sirih merah yang telah dicuci bersih, rebus dengan 400
 cc (dua gelas air) hingga tersisa 200 cc, lalu saring. Selagi hangat, 
gunakan air untuk berkumur-kumur setelah sahur. 
Kayu manis samarkan bau mulut
Kayu 
manis merupakan rempah-rempah berbentuk kulit kayu yang biasa 
dimanfaatkan sebagai penambah cita rasa masakan atau kue. Selain itu, 
herba ini juga dikenal memiliki berbagai khasiat, termasuk mengurangi 
bau tak sedap yang keluar dari mulut saat berpuasa.
Berkat
 khasiatnya itu, kayu manis dikembangkan sebagai bahan campuran permen 
karet, industri jamu, dan produk kecantikan. Sifat kimia kayu manis 
ialah hangat, pedas, wangi, dan sedikit manis. Kandungan zat kimianya 
antara lain minyak asiri, safrole, tanin, sinamadehide, eugenol.
Riset 
terbaru di Amerika Serikat menunjukkan, penggunaan kayu manis dalam 
permen karet dapat mengatasi masalah bau mulut. Rupanya kayu manis tidak
 hanya mampu menyamarkan aroma yang tak sedap, tetapi juga mengandung 
zat yang dapat menurunkan konsentrasi bakteri di dalam mulut.
Untuk 
memanfaatkan kayu manis sebagai obat kumur penghilang bakteri penyebab 
bau, cukup mudah. Rebus dua batang kayu manis dengan air secukupnya 
hingga mendidih. Setelah dingin, airnya dapat digunakan sebagai obat 
kumur. 
Kapulaga antibakteri yang sejuk
Di 
kalangan penggemar herba, kapulaga terkenal sebagai ekspektoran 
sekaligus antibakteri. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa rahasia 
khasiat itu ternyata berasal dari kandungan minyak asiri sineol. 
Sineol
 yang serupa, tetapi tak sama dengan eukaliptol kayu putih, ini lebih 
pedas. Namun, bila dijadikan obat kumur, maka hasilnya terasa sejuk. 
Bahkan, bahan ini biasa digunakan untuk membuat pepermin palsu.
Ada dua cara untuk mendapatkan khasiat kapulaga:
Untuk 
pengobatan luar, rebus atau haluskan semua bagian tumbuhan kapulaga. 
Lalu airnya atau adonan halusnya dibalurkan ke bagian yang sakit. 
Untuk obat kumur, biji kapulaga ditumbuk lalu direbus dan air saringannya diminum.
Cara 
lainnya, biji kapulaga direbus dengan air bersih. Setelah masak dan 
dingin, air rebusan dapat digunakan untuk obat kumur. Berkumurlah 
setelah gosok gigi, seusai makan sahur tentunya.
Agar 
mendapatkan khasiatnya secara maksimal, biasanya sebelum digunakan, buah
 kapulaga disimpan dalam bentuk utuh alias tidak dikupas. Baru ketika 
hendak digunakan, kupas kulit luarnya kemudian ambil bijinya.
Sumber: http://www.dechacare.com/Empat-Herbal-Penangkal-Bau-Mulut-I961.html 
