Sumber gambar: google.com |
Memiliki
momongan yang sehat sudah pasti menjadi idaman semua pasangan. Agar bisa
mendapat keturunan yang sehat, ada baiknya Anda dan pasangan menyiapkan
kehamilan sejak jauh-jauh hari.
Salah
satu persiapan penting adalah menjamin asupan gizi yang baik dan cukup
supaya si ibu dan kandungannya kelak sehat dan kuat. "Ibu yang kurang
gizi bisa menimbulkan berbagai risiko bagi si anak," kata Tutik Ariyani,
dokter ahli gizi dari Rumah Sakit Mediros, Jakarta. Risiko yang bisa
timbul, misalnya, kelahiran prematur atau cacat pada bayi.
Tutik
bilang, kecukupan gizi ini sebaiknya ditingkatkan sebelum si ibu hamil,
saat mengandung, dan pasca melahirkan. "Asupan sudah harus ditingkatkan
kurang lebih empat sampai enam bulan sebelum hamil," kata dia.
M.
Lutfi Alkaff, dokter kandungan dari Rumah Sakit Sardjito, Yogyakarta,
menjelaskan bahwa keharusan gelontoran gizi yang cukup sebelum kehamilan
ini bukan tanpa alasan. Asupan gizi yang baik ikut menentukan kualitas
sel telur yang bakal dibuahi sperma. Jika kualitas sel telur baik,
kemungkinan bayi lahir dan tumbuh sehat pun lebih besar.
Saat
kehamilan, pasokan gizi bagi ibu juga harus mencukupi. Sebab saat
mengandung, ibu harus memberi makan dua orang, dia sendiri dan si jabang
bayi yang masih di dalam perut. Tak ketinggalan, pasca melahirkan atau
saat menyusui, seorang ibu juga harus mendapat asupan gizi yang cukup
agar air susu ibu yang diproduksi juga bisa memberikan asupan gizi bagi
si buah hati
Lalu
asupan apa saja yang harus dicukupi oleh seorang ibu hamil? Tutik
memberikan contoh, jika dalam kondisi biasa seseorang membutuhkan 1.700
kalori setiap hari, maka ketika hamil kebutuhan kalori bisa mencapai
2000.
"Ketika menyusui kebutuhan kalori ini bisa naik lagi sampai 2.200 per hari," kata dia.
Selain
kalori, protein juga penting. Kalau biasanya ibu membutuhkan 10 gram
per hari maka ketika hamil kebutuhan dia bisa naik menjadi 12 gram
sampai 15 gram per hari. Kandungan gizi lain yang penting bagi ibu hamil
adalah asam folat.
Kekurangan
asam folat akan mengurangi kemampuan darah mengangkut oksigen. Alhasil,
tubuh ibu mudah merasa letih dan lesu. Bagi janin, kekurangan folat
bisa berakibat lebih buruk. Kekurangan turunan vitamin B ini bisa
membuat bayi mengalami bibir sumbing, bobot rendah, dan cacat bawaan
yang dikenal dengan istilah neural tubee defects (NTD).
Tambahkan susu
Nah,
menurut Lutfi, asam folat sebaiknya diberikan sejak trisemester pertama
kehamilan. Asam folat ini mudah ditemukan pada kacang-kacangan,
buah-buahan, dan sayuran hijau. Untuk memperbesar asupan folat, ibu
boleh saja mengonsumsi susu yang mengandung folat atau suplemen.
Ketika
hamil, ibu juga bisa mengalami kekurangan darah atau anemia. Dus, ibu
perlu kecukupan zat besi. Tapi, tambahan zat besi ini tidak diberikan
pada masa trisemester pertama kehamilan. "Zat besi bisa membuat ibu
semakin merasa mual dan muntah," kata Lutfi.
Suplemen
zat besi bisa diberikan pada ibu ketika memasuki masa trisemester kedua
kehamilan. Agar tubuh semakin siap mengandung, ibu bisa melengkapi
kecukupan gizi dengan mengonsumsi susu atau minyak ikan. Susu baik untuk
mengurangi risiko osteoporosis atau keropos tulang pada ibu hamil.
Namun,
menurut Tutik, susu hanyalah pelengkap. "Dengan mengonsumsi susu, bukan
berarti ibu boleh tak makan sumber gizi alarm," kata dia. Para ibu yang
tengah hamil tak boleh alpa makan berbagai sayuran dan buah untuk
memenuhi kebutuhan gizi.
Sumber: http://www.dechacare.com/Tips-Agar-Kandungan-Sehat-dan-Kuat-I992.html
Sumber: http://www.dechacare.com/Tips-Agar-Kandungan-Sehat-dan-Kuat-I992.html